Free Flower Color Change1 Cursors at www.totallyfreecursors.com
mutmainnah syam: LAPORAN PERCOBAAN ANTIBIOTIK "DAUN SIRI"

daun

Sondag 02 Junie 2013

LAPORAN PERCOBAAN ANTIBIOTIK "DAUN SIRI"


BAB I
  PENDAHULUAN
A.Latar Belakang      
Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Secara tradisional mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan, bersifat antiseptik, dan bahkan meningkatkan gairah seks. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan luka padakaki karena mengandung styptic untuk menahan pendarahan dan vulnerary, yang menyembuhkan luka pada kulit (menyembuhkan kulit atau kaki). Juga bisa dikunyah untuk memperbaiki suara penyanyi. Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, dan meredakan dengkuran. Daunnya mengandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik (meredakan rasa nyeri). Daunnya juga kandungan tannin yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.
Daun sirih dapat juga digunakan untuk obat keputihan yang khasiat penyembuhannya pernah diuji secara klinis. Ini diungkapkan oleh Amir Syarif dari Bagian Farmakologi Universitas Indonesia. Ia mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang lebih bermakna dibandingkan dengan plasebo. Pengujian melibatkan 40 pasien penderita keputihan yang tidak sedang hamil, menderita diabetes melitus, ataupun penyakit hati, dan ginjal. Dua puluh di antaranya mendapatkan daun sirih, sedang sisanya diberi plasebo. Baik daun sirih maupun plasebo itu diberikan pada vagina sebelum pasien tidur selama tujuh hari. Dari 40 pasien tersebut, 22 orang mendapat pemeriksaan ulang, masing-masing 11 mendapat plasebo dan daun sirih. Hasil pengujian ini membuktikan sekitar 90,9 persen pasien yang mendapat daun sirih dinyatakan sembuh, sedangkan pada kelompok yang diberi plasebo hanya 54,5 persen saja.
Sementara itu, di India ada laporan penelitian yang mengatakan daun sirih mempengaruhi kesuburan pria, seperti dilaporkan oleh Indian Journal of Pharmacology. Efek daun sirih terhadap kesuburan laki-laki ini diujikan pada tikus. Diduga, pemberian ekstrak daun sirih yang mengandung alkohol secara oral pada tikus punya efek antikesuburan. Menurut laporan tersebut pemberian dosis ekstrak yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma pada tikus. Di India, penelitian tentang daun sirih ini tidak hanya untuk kesuburan pria saja. Di sana, daun ini sudah diteliti untuk mengobati penyakit asma, bronkitis, rematik, lepra, dan sakit gigi, bahkan juga untuk disfungsi ereksi. Sayangnya, belum banyak penelitian sejenis di Indonesia.                                                                                                                  
 B. Maksud dan Tujuan
            Tujuan percobaan efektifitas antibiotik adalah untuk mengetahui obat/antibiotic yang sering dikonsumsi untuk mengobati penyakit tertentu
C. Waktu dan Tempat
                Waktu : Jumat , 10 februari 2012
               Tempat : laboratorium biologi  SMA NEGERI 3 SENGKANG.
D.Metode Pengambilan Data
       Pengambilan data diambil melalui hasil penelitian penelitian dari yang pernah dilaksanakan serta materi-materi dari laporan ini kami ambil melalui referensi buku dan internet yang kami temukan




              

           

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      DASAR TEORI

            Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan modern.    Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Sebelum penemuan antibiotik yang pertama, penisilin, pada tahun 1928, jutaan orang di seluruh dunia tak terselamatkan jiwanya karena infeksi-infeksi yang saat ini mudah diobati.
Ketika influenza mewabah pada tahun 1918, diperkirakan 30 juta orang meninggal, lebih banyak daripada yang terbunuh pada  perang Dunia I.
Pencarian antibiotik telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit.
gSaat itu para ilmuwan mulai mencari obat yang dapat membunuh bakteri penyebab sakit. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk menemukan apa yang disebut "peluru ajaib", yaitu obat yang dapat membidik/menghancurkan mikroba tanpa menimbulkan keracunan.
            Pada permulaan tahun 1920, ilmuwan Inggris Alexander Fleming melaporkan bahwa suatu produk dalam airmata manusia dapat melisiskan (menghancurkan) sel bakteri. Zat ini disebut lysozyme, yang merupakan contoh pertama antibakteri yang ditemukan pada manusia.
Seperti pyocyanase, lysozyme juga menemukan jalan buntu dalam usaha pencarian antibiotik yang efektif, karena sifatnya yang merusak sel-sel bakteri non-patogen.
Namun pada tahun 1928 Fleming secara kebetulan menemukan antibakteri lain. Sekembali liburan akhir pekan, Fleming memperhatikan satu set cawan petri lama yang ia tinggalkan. Ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus aureus yang ia goreskan pada cawan petri tersebut telah lisis.
Lisis sel bakteri terjadi pada daerah yang berdekatan dengan cendawan pencemar yang tumbuh pada cawan petri. Ia menghipotesa bahwa suatu produk dari cendawan tersebut menyebabkan lisis sel stafilokokus. Produk tersebut kemudian dinamai penisilin karena cendawan pencemar tersebut dikenali sebagai Penicillium notatum.
Walaupun secara umum Fleming menerima pujian karena menemukan penisilin, namun pada kenyataannya secara tehnik Fleming "menemukan kembali" zat tersebut.
Semula Ernest Duchesne, seorang mahasiswa kedokteran Perancis, yang menemukan sifat-sifat penisilium pada tahun 1896, namun gagal dalam melaporkan hubungan antara cendawan dan zat yang memiliki sifat-sifat antibakteri, sehingga Penisilium dilupakan dalam komunitas ilmiah sampai penemuan kembali oleh Fleming.
Meskipun ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya mereka berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Ada banyak cara untuk menggolongkan antibiotik, salah satunya berdasarkan struktur kimianya. Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
  a). Golongan Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
  b). Golongan Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
  c). Golongan Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
  d). Golongan Poliketida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
   e). Golongan Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
   f). Golongan Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.
   g). Golongan Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
   h). Golongan Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
    i). Golongan Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
    j). Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.
            Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
  1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
  2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
  3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
  4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.
  5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
  6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.


BAB III
METODE KERJA

A.      ALAT DAN BAHAN
-          Agar-agar berwarna putih
-          Kaldu sapi
-          Gula
-          Plastik
-          Alkohol
-          Cawan petri
-          Daun siri  5 lembar

B.      CARA KERJA
-          pertama, sterilkan tangan terlebih dahulu dengan alcohol
-          masukkan 1 blok kaldu sapi kedalam wajan atau dapat menggunakan gelas kimia, ditambahkan gula pasir 5 gr, agar-agar 1/3 bungkus dan air hingga 150 ml
-          semua bahan diaduk dan dipanaskan hingga mendidih
-          setelah mendidih, medium dituang ke dalam cawan petri
-          diamkan medium hingga dingin
-          setelah medum jadi, haluskan daun siri, pisahkan ampas dengan airnya
-          pada 3 cawan petri, cawan petri pertama tidak dibubuhi air daun siri, cawan petri kedua sebagai perbandingan ½ dibubuhi air daun siri dan ½ tidak  dibubuhi sama sekali, cawan petri ke tiga sebagai uji coba dibubuhi air daun siri secara keseluruhan dan merata.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      HASIL PENELITIAN

GAMBAR MEDIUM PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
                                                                       
   
(1)                                                        (2)                                           (3)
Gambar diatas  adalah medium pertumbuhan mikroorganisme yang telah di bubuhi oleh salah satu jenis antibiotic yaitu air daun siri
gambar (1) tidak dibubuhi air daun siri,
gambar (2) sebagai perbandingan, ½ dibubuhi air daun siri dan ½ tidak  dibubuhi sama sekali
 gambar (3) sebagai uji coba dibubuhi air daun siri secara keseluruhan dan merata.






GAMBAR MEDIUM PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MINGGU PERTAMA

 
(1)                                            (2)                                                   (3)

Pada medium (1) yang dibubuhi air daun sirih secara keseluruhan tidak terdapat sedikitpun jamur
Pada medium (2) yang dibubuhi air daun sirih ½ dari medium terdapat ½  jamur yang terlihat
Pada medium (3) yang tidak dibubuhi air daun sirih samasekali terlihat di tumbuhi jamur pada seluruh permukaannya.







GAMBAR MEDIUM PERTUMBUHAN MIKROBA PADA MINGGU KEDUA

B.      PEMBAHASAN
      Hasil percobaan dapat kita lihat pada gambar diatas, pada percobaan minggu Pertama hasil yang kita dapatkan sebagai kesimpulan bahwa medium yang dibubuhi air daun sirih secara keseluruhan tidak ditumbuhi oleh jamur, medium yang dibubuhi ½ dari medium, tumbuh jamur pada ½ bagian yang tidak terkena bubuhan air daun sirih, begitu pula dengan medium yang tidak dibubuhi sedikitpun, jamur tumbuh pada seluruh permukaannya, hal ini berarti bahwa air daun sirih dapat digunakan sebagai antibiotic yang ampuh untuk melawan pertumbuhan jamur. Disamping itu pada medium pertumbuhan mikroorganisme minggu kedua terlihat ketiga permukaan medium dipenuhi oleh jamur hal ini berarti zat antibiotik ( daun sirih) memiliki kapasitas waktu fungsi, artinya zat antibiotic ini tidak dapat bertahan lama, kecuali dibantu dengan zat kimia.
                




BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
     Pada percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa daun sirih termasuk sebagai salah satu tumbuhan yang mengandung zat antibiotik yang anti jamur,dan sangat berkhasiat untuk melawan pertumbuhan jamur candida albicans yang menyebabkan keputihan, namun zat antibiotic ini tidak mampu menjadi pertahanan yang lebih lama karena memiliki kapasitas fungsi yang tidak lama, sehingga untuk membuatnya bertahan lama kita membutuhkan zat kimia.
B.      Saran
               zat antibiotik alami sangat aman untuk kita gunakan, jadi sebaiknya menggunakan daun sirih jiak mengalami keputihan dan sebagainya untuk menghindari zat kimia yang yang berbahaya.















                             DAFTAR PUSTAKA
www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-10-Antibiotik,-Si-Peluru-Ajaib-(Bagian-Pertama).shtml - 30k –
www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-12-Antibiotik,-Si-Peluru-Ajaib-(Bagian-Kedua).shtml - 28k -

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking