O8 November 2013
SEBARIS KELUH DALAM
KAMPUS PERADABAN
GITU AJA KOK GAK
BECUS?
Kartu mahasiswa atau KTM adalah salah satu identitas
kemahasiswaan yang sangat penting, walau hanya sebuah simbol, bukan berarti
kita tidak membutuhkannya, dengan memiliki KTM kita bebas mengikuti lomba
diluar kampus, lomba debat pintar pajak, lomba debat TV ONE serta lomba-lomba lain yang syarat utamanya
mewajibkan calon peserta memiliki KTM , selain itu KTM juga bisa meringankan ongkos
pulang mahasiswa, ada beberapa supir didaerah tertentu yang memberi diskon jika mahasiswa memiliki KTM, memang benar
bahwa ada atau tidaknya KTM kita tetap
terhitung sebagai mahasiswa dalam universitas, tapi bagaimana jika KTM
dijadikan lahan bisnis yang sudah pasti mengerok banyak untung? Setelah resmi
diterima , mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar diwajibkan melunasi
sejumlah tariffpembayaran, seperti tarif praktikum Qiraah/ ibadah Rp.200.000,
kartu perpustakaan Rp.50.000, piba Rp.175.000/semester selama dua
semester,kegiatan mahasiswa Rp.175.000
dan tarif pembayaran KTM sejumlah Rp.20.000 (data tarif pembayaran mahasiswa
baru angkatan 2012) , setelah menunggu sampai satu tahun lamanya, banyak
mahasiswa yang belum mendapatkan KTM, mahasiswa jurusan Hukum Peradilan Agama
fakultas Syariah dan Hukum misalnya semester lalu terpaksa turun aksi menuntuk
haknya untuk segera mendaptkan KTM, setelah melewati perdebatan yang cukup
panjang, atas desakan mahasiswa akhirnya sebagian KTM jadi itupun harus
ditunggu hingga satu bulan lamanya, mirisnya, KTM yang jadi itu diurus sendiri
oleh mahasiswa , mahasiswa diminta untuk berhubungan langsung dengan pihak
percetakan, pertanyaannya kemudian, sesibuk apa orang-orang birokrat sehingga
urus KTM harus dikerjakan selama satu tahun, diserahkan pula pengurusannya
kepada mahasiswa kembali, GITU AJA KOK GAK BECUS? KALAU TIDAK BISA KERJA TIDAK
USAH CEPAT-CEPAT MENAGIH ONGKOS DONG!