Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle
ovarian (intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube
fallopian (intratubal) wanita dengan menggunakan
cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
Teknik modern untuk
inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk industri ternak untuk membuat
banyak sapi dihamili oleh seekor sapi jantan untuk meningkatkan produksi susu. Inseminasi
buatan adalah proses bantuan reproduksi di mana sperma disuntikkan dengan
kateter ke dalam vagina (intracervical insemination) atau rahim (intrauterine
insemination) pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi
buatan berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua
minggu, keberadaan janin sudah bisa dicek dengan tes kehamilan. Bila gagal,
prosesnya bisa diulang beberapa kali sampai berhasil. (Umumnya bila setelah 3-6
siklus tidak juga berhasil, dokter akan merekomendasikan metode bantuan
reproduksi lainnya)
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan–seperti
halnya pada proses bayi tabung–calon
ibu yang akan menjalani inseminasi buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon
dan obat-obatan lainnya. Pemberian rangsangan ini dimulai pada awal siklus
menstruasi agar pada saat ovulasi indung telur menghasilkan beberapa telur yang
matang (dalam keadaan normal, hanya satu telur yang dilepaskan per ovulasi).
Sperma yang diinjeksi melalui kateter juga diproses terlebih dahulu agar
terseleksi dan terkonsentrasi, sehingga kualitasnya baik dan jumlah
nya cukup
nya cukup
Inseminasi buatan bisa membantu kehamilan bila:
- Istri memiliki alergi sperma
- Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit
- Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui
IB ( INSEMINASI BUATAN) PROSEDUR
DAN TUJUAN
Inseminasi buatan sering juga
disebutkawin buatan, kawin suntik dan artificial insemination (AI) merupakan
proses penyemprotan atau deposisi semen ke dalam alat atau organ reproduksi
betina dengan menggunakan alat buatan oleh manusia.Inseminasi buatan
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu genetic, kemampuan reproduksi ternak
melalui pencegahan penyakit kelamin , penyebaran bibit unggul secara meluas,
memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan peternak dan menghemat
devisa Negara.
Metode inseminasi buatan pada ternak ada 3 macam yaitu:
a.
Vaginal Insemination
Adalah suatu teknik IB dengan
mendeposisikan atau menyemprotkan sperma kedalam vagina. Cara ini sederhana dan
mudah dilakukan tanpa keterampilan khusus, tetapi diperlukan sperma yang lebih
banyak, dan hasil angka konsepei relati frendah. Biasanya digunakn pada domba,
kambing dan unggas. Menempatkan
air mani dalam vagina, sesuai dengan kawin secara alamiah, merupakan cara
pertama- pertama inseminasi buatan dijalankan. Cara ini sangat sederhana dan
mudah sekali dilaksanakan dengan menggunakan alat suntikan atau penyemprot yang
dihubungkan dengan pembuluh inseminasi sepanjang 40 cm.
b.
Cervical Insemination
Merupakan suatu teknik IB dengan
mendeposisikan sperma pada bagian pangkal servik. Dengan teknik ini diperlukan
bantuan alat seperti spikulum atau vaginaskop yang dilengkapi dengan lampu
dimasukan kedalam vagina secar berlahan hingga mencapai pangkal servik. Spikulum terbuat dari plastic atau
logam dengan diameter yang cukup besar untuk menguakkan dinding vagina
dimasukkan ke dalam vagina. Spikulum itu diarahkan ke cervix, sehingga lubang
cervix dapat dilihat dengan lampu senter, yang biasanya melekat pada kepala
inseminator. Kemudian pipa( diameter 7-8mm) yang dihubungkan dengan penyemprot
dipakai untuk memasukkan air mani sejauh mungkin di dalam cervix dengan hati –
hati. Pad ternak yang sedang birahi [angkal servik akan tampak merah seperti
bunga mawardan lubang servic tampak membuka, dengan pipet inseminasi sperma
disemprotkan pad lobang servik. Hasil IB dengan teknik ini lebih baik dan
jumlah sperma yang digunakan lebih sedikit. Biasa digunakan pada hewan besar
seperti Kerbau, sapi dna juga pada domba dan kambing.
c.
Rectovaginal Insemination
Suatu teknik IB dengan mendeposisikan
sperma pada bagian midservik (pertengahan servik) atau pada bagian corpus uteri
bahkan lebih dalam lagi yaitu bagian cornue uteri, tergantung keadaan ternak
dan kemampuan inseminator. Tekn ik ini cukup mudah dan praktis dengan hasil
yang lebih bai dari teknik yang lain, namun diperlukan keterampilan khusus
(Ismaya. 1998)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi keberhasilan IB :
1.
Kualitas dan kondisi semen
2.
peralihan waktu yang tepat
3.
tempat deposisi semen yang tepat
4.
operator IB yang terampil
NAMA : SITTI MUTMAINNAH SYAM
KELAS : XI IPA 2
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking