Diriwayatkan bahwa seorang tukang jagal
terpesona kepada budak tetangganya. Suatu saat gadis itu mendapatkan tugas
menyelesaikan urusan keluarganya di desa
lain. Si tukang jagal lalu mengikutinya dari belakang sampai akhirnya berhasil
menemukannya. Si tukang jagal lalu memanggil
gadis itu dan mengajaknya menikmati kesempatan langka dan indah itu.
Tetapi gadis itu menjawab, "Jangan lakukan. Meskipun sangat mencintaimu, aku sangat takut kepada Allah."
Mendengar jawapan itu, si tukang jagal merasa
dunia berputar. Kerana menyesal dan sedar hatinya gementar, tenggoroknya kering
dan hatinya semakin berdebar, dia lalu
berkata, "Kau takut kepada Allah sedangkan aku tidak."
Dia pulang sambil bertaubat. Di jalan ia
diserang haus dan nyaris mati. Is kemudian bertemu seorang soleh. Mereka
berjalan bersama. Mereka melihat
gumpalan awan berjalan menaungi mereka berdua sampai mereka masuk ke sebuah
desa. Mereka berdua yakin bahwa awan itu untuk orang yang soleh. Kemudian mereka berpisah di desa
tersebut. Awan itu ternyata condong dan terus menaungi si tukang jagal itu
sampai dia tiba di rumahnya. Orang soleh
tadi heran melihat kenyataan ini. Dia lalu mengikuti tukang jagal tadi lantas
bertanya kepadanya dan dijawabnya juga di tempat itu. Maka laki-laki soleh itu berkata,
"Janganlah heran terhadap apa yang kau lihat, kerana orang yang bertaubat
kepada Allah itu berada di suatu tempat
yang tak seorang pun berada di situ."
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking